Kau yang hanya duduk terdiam di sebuah kursi beroda empat.
Kau yang hanya bisa menatapku dengan tatapan kosong. Kau yang tidak bisa lagi
menyuruhku untuk melakukan apa yang kau suruh. Kau yang tidak bisa berteriak
lagi untuk memarahiku. Kau yang pernah memukulku jika aku bersalah terhadapmu.
Dan kau yang hanya bisa melihatku terdiam dengan gerakan yang ku berikan
padamu.
Aku ikhlas dengan segala kenyataan yang ku terima. Aku akan
tetap bersyukur karena masih di temani seseorang yang sangat berarti dalam hidupku.
Aku merasa bahagia karena masih berbagi oksigen denganmu di dunia ini. Aku yang
sangat bahagia karena masih bisa mengurusmu di saat kau tak mampu lagi untuk
mengurusku. Walaupun terkadang kau sering memarahiku tapi aku yakin itu untuk
kebaikanku sendiri
“Pokoknya, kalo kamu sukses
nantinya, jangan pernah jadi orang yang sombong. Tetaplah rendah hati, karena
orang sombong itu nantinya gak bakal di sayang sama Alloh. Jadilah anak yang
patuh kepada orang tuanya. Ibu gak mau kamu jadi anak yang tidak dengar-dengaran
nak.” Nasihat ibuku yang selalu di ulangnya ketika aku dan dia duduk bersama
dan saling berbagi cerita.
“Iya Bu, aku janji setelah aku sukse nanti, aku akan
bahagiakan Ibu sama orang yang membutuhkan juga.” Jawabku dengan patuh ketika
dia sedang menyisir rambutku sore itu.
Sekarang, aku telah berhasil. Ini berkat bimbinganmu dari
kecil. Kau sering memberiku nasihat yang tidak pernah aku lupakan. Kau yang
tiap hari tidak pernah lelah mengingatkanku untuk tetap rendah hati kepada
orang lain, memberikan setengah rejeki kita kepada orang yang membutuhkan. Aku
tidak akan pernah lupa dengan ucapanmu itu Bu.
Sekarang, aku berhasil Bu. Tapi kalimat yang kau ucapkan
padaku mana? Aku merindukan nasihat-nasihat setiap harimu sebelum aku berangkat
untuk mencari rejeki Bu.
Sekarang yang bisa aku lakukan hanya duduk di sampingmu sambil bercerita tanpa mendengar sepatah kata dari bibirmu. Aku yang hanya bisa tertawa sendiri tanpa mendengar suara tawa darimu. Aku yang hanya bisa memberi senyum untukmu yang lucu. Yah, berusaha memasang tampang yang lucu dan mengerikan agar kamu merespon semuanya. Tapi Ibu tidak lagi seperti dulu. Kau hanya bisa menatapku dengan tatapan kosong tanpa penuh arti di balik kursi roda yang kau duduki.
Posting yg wajib baca bagi seluruh bloofers..
BalasHapusSemoga senantiasa ditabahkan...Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar...
BalasHapusrizka namamu?? cln dkter gigi dr mn nih? slm kenal.. aku riyan :)
BalasHapuscatatantahupetis.blogspot.com
alhamdulillah... suka dengan tulisan ini
BalasHapusgambaran seorang anak yang shalihah, selalu berusaha tersenyum dan menghibur ibunda di balik kursi roda yang diduduki.
tulisan yg bagus...
BalasHapusbersabarlah, jika dulu ibu yg mengurus kita skrg kita yg mengurusnya. semoga kebaikan yg kita berikan padanya akan menjadi kebaikan bagi diri kita. Thanks 4 share, ini menjadi inspirasi bagiku u/ lebih menyayangi ibu.
@azwan: hayo baca :D
BalasHapus@farid: amin :)
@riyan: iya, aku rizka. mahasiswi kedokteran gig dari UNSRAT.
salam kenal juga :)
@kak insan: exactly :)
@arman: iya, sama-sama :)