Pages

Selasa, 11 Februari 2020

Halu yang Berujung Haru

Halo, semuanya.
Iya, seperti biasa ini tulisan harusnya aku upload bulan Januari kemarin. Tapi kenyataannya telat juga. Aku memaksa diriku untuk menulis sepagi ini agar tidak tertunda lagi. Semangat!

Biasanya tuh aku bikin kerangka dulu untuk nulis blog biar gak kacau gitu kan. Tapi karena udah telat banget dan aku takut bakal malas lagi jadi aku nulis let it flow aja ini. Semoga gak ada yang ketinggalan moment-nya.

Hari ini, aku mau berbagi cerita tentang masa kuliahku yang akhirnya berujung juga selama hampir menginjak 10 tahun dalam beberapa bulan ke depan haha (yaa hitungannya 10 tahun lah) hehe. Tepatnya kemarin, Selasa, 14 Januari 2020 aku SAH menjadi DOKTER GIGI. Suatu pencapaian yang tidak disangka-sangka karena terlalu banyak drama apalagi semasa koas guys. Kemudian setelah selesai koas harus mengikuti ujian kompetensi dokter gigi selama 4x dalam setahun 2019 kemarin. Cerita lengkap mengenai pengalaman ujian kompetensinya ada di highlight instagram aku.

Setelah menerima hasil ujian kompetensi pada tanggal 20 November 2019 kemarin yang menyatakan aku LULUS, lalu dilaksanakan yudisium oleh dekan Dr. dr. Billy J. Kepel, M.Med, Sc., di bulan Januari 2020. Kami dokter gigi yang diyudisium hanya 21 orang dibandingkan dokter umum. Iya, Kedokteran Gigi masih di bawah naungan Fakultas Kedokteran, jadi kami diyudisium bersamaan.

Berikut beberapa penggal foto-foto setelah yudisium kemarin.







Ini yang baru namanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bahagia, haru, sedih campur aduk menjadi satu. Aku gak nyangka bisa selesai study dan mendapatkan gelar yang tidak mudah ini. Bagi beberapa orang mungkin udah bosan lihat dan baca cerita kuliah hingga koas yang isinya semua sedih mulu, tapi karena aku yang mengalami dan merasakan pahit manisnya I feel like I'm proud of my self tanpa peduli omongan orang. Kalian gak tau aku pernah hampir gila cuma gara-gara koas dan bisa survive itu pencapaian yang gak mudah.

Dengan segala kekurangan, aku kayak gak nyangka juga bisa lulus ujian kompetensi yang tidak semudah itu untuk lulus, padahal aku tau banget kekuranganku dimana sampe ujian 4x saking belum lulus waktu itu. Tapi berkat kerja keras sebelum ujian yang ke 4x, aku memutuskan untuk ikut bimbingan, fokus belajar, tanamkan kata lulus, berdoa dan optimis maka Tuhan juga akan senang untuk membantu kita. Bukan diujian sebelumnya aku gak belajar, aku tetap belajar tapi mungkin waktu itu kurang maksimal.

Pokoknya aku berterima kasih banget sama Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dalam hidup untuk tetap bangkit dan berpikiran positif bahwa semua takdir sudah disediakan Allah SWT, serta keluarga yang selalu mendukung tanpa harus menjatuhkan atau menekan untuk tetap berusaha dan berdoa.

Singkat sih emang kalau gak ada kerangka menulis. Tapi semoga ini sudah bisa mewakili perasaanku dan menceritakan haru yang aku rasain kala itu biar bisa dibaca dikemudian hari.

Salam,
drg. Rizka 💗