Pages

Rabu, 30 Mei 2012

Praktek Belajar Lapangan Hari-3

Lanjutan dari cerita sebelumnya. PBL Hari 1 dan PBL Hari 2 ..
Hari ini seperti kemarin, kita akan mengambil data. Kali ini di Desa Sunsilo, Tarabitan, dan Bahoi. Kita menggunakan mobil sewaan yang ada di Desa Serei. Ini baru bilang mobil merakyat. Hihihi....

Oke, kita berangkat menuju Desa Tarabitan. Sesampainya, ternyata di desa tersebut ada salah satu warga mereka yang meninggal. Kita pun masih mampir di kantor Hukum Tua atau Kepala Desa di desa tersebut untuk ketemu dengan Hukum Tua. Gedungnya masih sangat memprihatinkan untuk dibilang sebagai kantor.

Sampai di kantor, kita hanya ketemu dengan istri si Hukum Tua. Awalnya kita disuruh menunggu, karena si Hukum Tua-nya masih melayat. Menunggu, menunggu, menunggu, . . . . . . . . . foto lagi !!

Kira-kira 15 menit menunggu, akhirnya kita sepakat bersama untuk meng-skip desa tersebut untuk mengambil data.

Lanjut, perjalanan menuju Desa Sunsilo. Pemandangan yang kita lewati sepanjang jalan sungguh sangat enak dipandang mata karena penuh dengan pohon-pohon hijau yang besar, jalan yang ber-frekuensi atau naik turun gunung, dan pemandangan biru dari pantai yang sangat luas. Kita menikmati perjalanan dengan sangat have-fun bahkan have-fun sangat. Becanda, ketawa yang luar biasa, ngemil, dan semua hal-hal untuk menghilangkan penat selama perjalanan.
Kita pun sampai di Desa Sunsilo. Awalnya masih ketemuan dulu sama Hukum Tua di rumahnya, karena emang kita gak ada yang tahu kantornya di mana. Sebelum memasuki rumahnya, gue yang berjalan dengan teman gue, disambut Babi dari samping rumahnya. Wow, histeris pas ngeliat hewan tersebut. Tapi alhamdulillah dia segera diamankan ke kandang. Ini memang cobaan yah, ketemu hewan yang gak di halalkan.
Setelah ketemu dengan istrinya Pak Hukum Tua di rumah, yang ternyata suaminya lagi membuat kandang Babi di belakang rumah, kita segera disuruh langsung ke kantornya saja. Dengan tanpa penolakan, kita meng-iya-kan.
Sambil menunggu si Pak Hukum Tua datang, foto lagi. Emang dasar muka songong. Pengen difoto mulu.

Ini dia nih, foto dari pengurus kelompok kami. Si Pak Ketua, Wakil, sama Ibu Rumah Tangga. Emang wajah kecapekan :p
Kalo sih cewek, namanya Nidya bukan Mamen. Tapi enaknya ajah dipanggil Mamen. Itu juga masih berhubungan sama namanya sih. Nidya Cicilia MAMENtu. Hihihi... Bener kan Mamen? Peaceee :*

Beberapa menit nungguin si Pak Hukum Tua, akhirnya dia datang juga. Kita membicarkan tentang pembagian rumah untuk melakukan tugas utama kita. Seperti biasa, kita di bagi menjadi 2 kelompok biar tugasnya cepat selesai.
Sebelum melakukan survei, foto dulu sama Pak Hukum Tua beserta staf yang setia nemenin dia.

Mulailah kita melanjutkan tugas. Masuk ke rumah warga, masing-masing kelompok 5 rumah. Penduduknya ada yang baik, ada yang cuek, ada yang diam aja kalo ditanyain. Bahkan satu rumah menolak dengan sangat tidak hormat karena saking mereka gak mau nerima tamu. Apalagi mungkin mereka melihat hanya manusia yang berpakaian jas almamater dan membawa selembar kuisioner di genggaman tangan. Mungkin mereka berpikir, ini orang mau minta sumbangan kali. Astaga, tengah hari, matahari sangat bersinar dengan sumringah, dan keringat yang mengalir di mana-mana, terus ditolak juga. Ckckck !!

Ini foto waktu gue lagi wawancara sama penduduk yang sangat welcome atas kedatangan kami.
 
Ini waktu teman gue Lia, lagi melakukan pemeriksaan OHI-S dan DMF-T sama Ibunya.

Survei, survei, survei. Akhirnya selesai 5 rumah. Begitu pula sama kelompok yang satunya lagi.

Kita melanjutkan survei ke Desa Bahoi. Karena harus melewati Desa Tarabitan yang warga mereka ada yang meninggal, maka kita berinisiatif untuk mampir sebentar untuk melayat. Semua warga yang sedang duduk dalam mengikuti khotbah dari pendeta, melihat kami yang barusan datang dan langsung duduk di kursi yang telah disediakan oleh mereka. Penduduknya memang sangat ramah.
Tidak lama kemudian, kira-kira 20 menitan, kami pun beranjak karena harus melakukan survei lagi yang belum selesai. Syukurlah penduduknya memaklumi.

Desa Bahoi. Jalannya yang penuh dengan lika-liku bebatuan bahkan naik turun gunung yang tidak beraturan. Untunglah mobil yang kita naiki tidak salah lagi. Sampailah kita di rumah Pak Hukum Tua sekaligus kantornya. Desa tersebut memang berdekatan dengan pantai. Jadi, sebelum memasuki rumahnya, kita merapat ke pantai dulu untuk menikmati angin pantai sekaligus melepas penat yang sedari tadi gak berhenti.

Tiupan angin sedikit memberikan semangat bagi kami untuk melakukan survei lagi. Yang ada dalam benak kami adalah, KEEP FIGHTING !!

Setelah ketemu sama Pak Hukum Tua-nya, yang rata-rata Hukum Tua laki-laki nama panggilan mereka adalah Opo' (nama panggilan khas Kab. Sangihe Talaud), seperti biasa kita mengambil sampel 5 rumah untuk melakukan survei.
Nah, foto di bawah ini adalah penduduk yang awalnya si ibu gak mau diwawancara. Karena kita sudah menjelaskan tujuan kita, maka setujulah dia.

Blablablablabla, banyak banget pertanyaannya.

Kemudian, lanjut lagi ke rumah berikutnya. Kita memasuki rumah yang penghuni di dalamnya adalah seorang kakek-kakek tua dan perokok berat. Ini foto, waktu teman gue Mamen lagi melakukan pemeriksaan OHI-S dan DMF-T.

Setelah itu, lanjut lagi mencari rumah berikutnya. Sepanjang kaki berjalan, tak lupa mengambil gambar dari POSKESDES desa setempat. Yang setelah ditanya pada salah satu warga di situ bahwa POSKESDES-nya jarang dibuka. Hmmm....

Masuk lagi di rumah warga. Kali ini Ibunya antara cuek dan tidak cuek. Seharian mulut gue emang kekeringan saking banyak kalimat yang keluar.

Oke, survei pun selesai. Waktu menunjukkan pukul 03.30 sore.
Kita segera balik ke posko alias rumah Ibu Hukum Tua tempat tinggal kita selama 9 hari. Makan siang yang dijama' dengan makan sore dan istirahat sebentar.Karena masih tersisa beberapa jam sebelum fajar terbenam, kita menggunakan waktu itu untuk ke pantai, yah Nikitta Cottage. Pemandangannya aduhai sangat indah. Berasa lagi di Bali walau hanya satu jam saja.

Ada lagi dong fotonyaa . . .


Yang awalnya gak mau basah, tapi karena keadaan yang menyuruh untuk basah, yah basahlah sekalian.






Nah, kalo yang ini namanya K' Christman. Awalnya mau bunuh diri, tapi katanya gak jadi. Belum jadi Dokter Gigi soalnya. Hihihi, peace kakaaakk :p

Nah, ini dia photographer kita, k' Aditya Hutagaol, SKG. Yang setia mengambil gambar dari setiap momen kegiatan.

Kita gunakan sisa waktu dengan bersenang-senang setelah capek seharian melayani berbagai tingkah dari para masyarakat desa.
Kira-kira pukul 05.30 sore, kami balik ke rumah. Mandi, makan malam, dan lanjut lagi dengan breafing.
Oh yah, ada foto lagi nih. Foto kali ini dipotret sehabis mandi. Udah sangat segar sambil nungguin Ibu dan teman yang lagi nyiapin makan malam.

Breafing pun selesai pukul 10.00 malam. Kami yang tinggal di rumahnya Ibu Hukum Tua bersama 4 laki-laki sesama perjuangan dalam kegiatan ini masih melanjutkan permainan kwartet hingga pukul 11.00 malam. Sedangkan 4 perempuan lainnya udah balik ke rumah tempat mereka tinggal untuk segera beristirahat. (K' Ge', K' Nova, Rathy sama Rila).

*Note: catatan yang gue tulis malam itu sebelum tidur.
03 Maret 2012

2 komentar:

  1. Kereeen... Pengalaman yang sangat mengesankan...Salam Kenal Bu Dokter #Insya Allah 4 - 5 tahun akan datang..
    Tetap Semangat yaaaah... Kejarlah mimpi itu....

    BalasHapus
  2. makasih :)
    salam kenal juga Ratih :)

    mari sama-sama mengejar mimpi..

    BalasHapus