Tiap 2 kali sehari aku selalu bertemu denganmu karena tuntutan
pemilik gigimu yang menginginkan aku untuk membersihkan gigi geliginya.
Yah, aku mulai terbiasa dengan letak gigi-gigimu yang selalu kotor. Aku
sudah hafal di mana gigimu yang mengalami karies dan literature gigimu
yang tidak beraturan. Aku sudah nyaman denganmu dan kamu juga nyaman
denganku sehingga aku tak pernah kau ganti dengan odol yang lain.
Suatu hari, selama sebulan kau tak pernah menggunakan aku. Bahkan
sebelum tidur aku tak pernah lagi mencium bau jigongmu, membersihkan
sisa-sisa makanan yang mampir di gigimu yang berlubang dan membersihkan
calculus yang ada di belakang gigi depan rahang bawahmu.
“Hei, kamu kemana gigi? Apa kamu udah bosan menggunakan odol
sepertiku? Hei hanya akulah odol satu-satunya yang sudah terbiasa dengan
gigimu. Aku sudah menjalin hubungan erat dengan seisi mulutmu. Hanya
aku odol yang bisa melawan siluman-siluman yang ada dalam gigi kotormu.
Ayo, gunakan aku lagi gigiiiiii.” Odol memohon.
2 bulan berjalan. Aku masih terdiam di dalam sebuah kotak persegi
tempat odol, sikat gigi serta odol lain yang di taruh oleh sang pemilik
gigi. Aku hanya melihat si sikat gigi sering di ambil oleh pemilik gigi
untuk membersihkan giginya dengan odol yang lain. Aku cemburu.
“Hei, kenapa dengan pemilik gigi ini? Apa dia tidak mau menggunakan
aku karena giginya sudah banyak pengeluhan tentang aku? Tapi akulah
satu-satunya odol yang bisa mengerti giginya. Oh, aku rindu membersihkan
gigi itu. Aku rindu dengan isi mulutnya. Bagaimana keadaan giginya yang
berlubang? Apa sudah di tambal kah? Oh tidak, aku galau dengan gigi
itu.”
Suatu malam. Aku diambil, helm-ku di putar dan dibuka, keluarlah aku,
di taruh di atas sikat gigi dan di masukkan ke dalam mulut si pemilik
gigi. Oh tidaak, aku ketemu gigi yang biasa aku bersihkan. Aku ketemu si
gigi yang sudah lama aku tidak membersihkannya.
“Hei, aku rindu kamu.” Teriakku saat mulai menyebarkan busa-busaku di setiap giginya.
Di selah-selah membersihkan giginya, aku sering merasakan ada sesuatu
di giginya. Oh tidak, giginya di pagarin. Apa ini? Oh, aku tahu. Ini
yang biasa mereka bilang kawat gigi. Kawat untuk merapikan gigi yang
tidak beraturan. Tidak apa-apa ada si penghalang kawat disini. Beginilah
kalau odol lagi jatuh cinta, semuanya di anggap biasa.
nicely done! ini ikutan lomba blognya siapa gitu ya?
BalasHapuscoba lihat gambar ini.. bisa dijadiin illustrasi buat #FF-nya :)
http://3.bp.blogspot.com/-zMoyoPJqLYE/TlEWL0bCiOI/AAAAAAAAAXk/rLMLHCI8L9g/s1600/niemann-toothbrush1.jpg
blognya agag berat ya..coba kurangin dikit widgetnya :) biar enteng, jadi orang gag "males" bukanya..
iya, lagi ikut proyek ngeblog FF dok.
BalasHapuswah, gambarnya lucu. kayak si odol gak mau lepas sama sikatnya, hihi.
oh iya dok, mungkin komennya yang di bawah ajah yg di kurangi yah?
Aiii . . . baru tau saya sekarang kalau Odol juga bisa jatuh cinta, hehe salam kenal ya mba' . . .
BalasHapusiya dong. odol juga punya hati. hahaha
BalasHapusiya, salam kenal juga :)