Pages

Selasa, 09 Desember 2014

Skenario Hidup

Berbagi pengalaman hidup bersama orang yang kita percaya adalah salah satu cara melepaskan beban yang selama ini menempel di hati kita. Entah itu pengalaman yang baik, buruk, bahkan lucu. Menceritakan hal yang menurut kita harus diceritakan kepada orang lain memang rasanya seperti membuka aib sendiri. Tapi kembali lagi, aib yang seperti apa dulu yang harus kita ceritakan.

Dalam hal ini, aku ingin bercerita tentang pengalaman seseorang yang sangat aku kenal. Kita mempunyai hobi yang sama dalam hal kedisiplinan, kebersihan, dan segala tetek bengek dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Suatu hari ia bekerja di salah satu kampus swasta yang berada di Kotamobagu, tempat kami tinggal sekarang. Ia menjalani kegiataan sehari-harinya sebagai dosen sekaligus pengurus di kampus tersebut. Bertahun-tahun mengajar sebagai dosen sekaligus mengurus segala kegiatan di kampus hingga menghabiskan waktu sehari untuk rela memberikan pengetahuan serta tenaga bagi keberhasilan dan kesuksessan di tempat tersebut. Lika-liku cerita yang telah ia terima, selalu berhasil memberikan jalan keluar baginya.

Sampai suatu ketika, ia mulai mendapat masalah yang kali ini di luar dugaan. Cerita yang ia dengar mulai mengganggu dirinya. Bertubi-tubi cerita yang masuk selalu membuat hatinya geram dan membuat otak berpikir bahwa "kenapa harus seperti ini?". Tak ada lagi sahabat yang bisa membantunya untuk menyelesaikan masalah itu bersama.

Dari situlah ia berpikir untuk berhenti sebagai pengurus kampus di tempat tersebut dan hanya menjalani tugasnya sebagai dosen. Rezeki tidak akan hilang jika Tuhan sudah berkehendak. Jalan yang ia pilih merupakan keputusan terakhirnya untuk bisa menghindar dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti mereka. Aku sebagai orang terdekat merasa bahwa, kejadian seperti itu harusnya ada balasannya bagi mereka. Rasanya tidak adil saja bahwa setiap masalah mempunyai akhir yang bisa diselesaikan dengan baik-baik. Tapi dalam skenario yang Tuhan berikan ini rasanya terlalu senang bagi mereka yang suka menindas. Lihatlah bagaimana kerja kalian sampai akhirnya bisa membuat orang lain menjadi korban atas rencana busuk yang muncul dalam otak kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar