Pages

Senin, 22 Januari 2018

Pujian atau Sindiran

Zaman semakin canggih. Teknologi semakin maju. Manusia semakin cerdas. Wah!
Zaman, teknologi, dan manusia saling bersinergi satu sama lain. Saling membutuhkan dan menguntungkan. Sudah hukum alam, sih.

Gue kembali untuk bercerita (lagi) apa yang gue alami akhir-akhir ini. Seperti biasa, curhat dengan tulisan untuk dibaca kembali. Bahwa gue pernah mengalami hal ini.

Dimulai dari,
kisah seorang sahabat. Sahabat yang sudah gue anggap sahabat. Sahabat? AH! Teman, deh.


***


Gue ialah orang yang paling peka terhadap tindakan, perasaan, dan perlakuan. Gue orangnya cepat nyadar kalau ada orang yang emang ngga suka sama gue. Terlebih dilihat dari caranya memperlakukan gue seperti apa. Jujur gue juga ngga terlalu suka, kok, dekat dengan orang yang kalau dia juga ngga suka, ya sudah. Ngga perlu sama-sama atau bahkan ngomong pun nggak akan gue gubris. Gue sejahat itu.

Alih-alih gue mendengar cerita dari mulut ke mulut yang akhirnya bisa sampai ke telinga gue. Mungkin karena sudah jalan-Nya untuk gue harus tahu juga. Dia bilang kalau gue kerjaannya hanya hura-hura coy. Tanpa memikirkan koas gue. It's not a big deal, man. Dia hanya ngga tau apa gue rencanakan dan kerjakan selama koas. Dia hanya ngga tau gue mati-matian kerja pasien, bayarin pasien dan nyari pasien juga. Belum juga kalau pasien ditolak instruktur karena tidak memenuhi standar kasus requirement yang ditentukan.

Gue mencoba untuk tetap sabar. Karena gue pikir, dia hanya ngga tau saja cara mahasiswa koas gigi menyelesaikan studinya itu seperti apa. Walaupun akan tetap dijelaskan, gue pikir dia ngga akan tertarik dan ngga mau tahu seutuhnya. Karena orangnya, ya, gitu.

Kalau menurut gue, coy, tolong ya. Kalau bicara itu yang benar. Ditanya dulu dari narasumber itu gimana baru komentar. Gue sebagai sahabat ops TEMAN yang dengar cerita itu dari orang terpercaya merasa kecewa banget. Kenapa gue percaya orang yang menyampaikan cerita ini? Karena dia saudara gue.


***


Kenapa gue harus bercerita tentang hal ini? Karena gue tahu zaman sekarang atau zaman now semua orang berlomba-lomba menjadi yang terkeren atau ter-kekinian. Saking kekiniannya, tiap individu mulai menonjolkan kelebihan atau ke-KAYA-annya masing-masing. Sampai akhirnya, ada yang mulai iri dan mengeluarkan kalimat demi kalimat pedas bersama teman ber-gosipnya. Hanya karena satu tindakan atau satu foto di feed instagram yang menurut dia pantas untuk digosipkan. Padahal juga dia sempat komentar pujian sebelumnya haha.

Semakin maju dan semakin lucu.

Selasa, 16 Januari 2018

Hai Dua Ribu Delapan Belas

Hai, Januari.
Nggak kerasa sekarang sudah tahun 2018. Semakin berganti tahun rasanya blog gue semakin sepi. Gue sadar gue sering malas buka blog gue dan menulis kayak dulu. Tapi, namanya juga usaha tidak memalaskan diri, gue coba berubah dan memulai semuanya dari awal. Mencari semangat gue kembali untuk tetap menulis apapun kejadian seru yang gue alami. Karena sebenarnya, jaman sekarang, kan, sudah lebih modern, ya. Apapun kejadiannya langsung diabadikan lewat instagram story, update foto di instagram, apalagi sekarang facebook juga sudah mulai aktif digunakan kembali bagi remaja dan orang tua. Jadi untuk sekedar menulis di blog, tuh, kayaknya udah engga sempat. But, everything's changed. Asyik. Gue akan kembali aktif di dunia blog ini. Karena beberapa tahun lalu sebelum gue co ass, blog ini yang menemani gue saat gue ingin berbagi tulisan sedih, senang, curhat bocor, atau cerita nggak masuk akal.

***

Sekarang sudah 2018.
(Tahun ini gue ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi) <- Emang sih ini doa semua orang. Termasuk gue yang engga ingin anti mainstream untuk semacam doa baik begini.
Gue masih terdaftar di Universitas Sam Ratulangi untuk menyelesaikan profesi gue.
Gue masih co ass di Rumah Sakit Gigi dan Mulut.
Tahun ini, gue ingin menyelesaikan semua beban yang sudah gue pikul mulai dari tahun 2010 sejak gue memutuskan untuk menjadi dokter gigi. Gue berharap, tahun ini akan segera menyandang gelar itu. Gue ingin segera membahagiakan kedua orang tua gue, melepaskan beban mereka, karena hampir tiap minggu gue minta jajan dan uang pasien mulu, coy. Malu engga? Padahal teman-teman sebaya sudah punya pekerjaan semua. Ada yang udah nikah lah, punya anak. Malah punya anak ketiga. Terus gue? Nikah aja belum. Tenang, Ka. Bakal nikah, kok, hehe.

Sekarang gue akan lebih memperbaiki diri. Untuk selalu update tulisan di blog misalnya. Karena gue orangnya moody. Jadi apapun yang gue lakuin harus sesuai mood juga. Makanya untuk meningkatkan kestabilan mood dan kelancaran menulis, gue sudah mengganti template blog yang lebih elegan. Gak kenak-kanakan kayak dulu, lah, template yang sekarang. Tahun baru, semangat baru, template blog baru juga haha.