Pages

Minggu, 02 Oktober 2016

Bukan Puisi

Mentari pagi selalu datang menyapa dengan membawa cerita baru.
Saat itulah aku harus mempersiapkan diri untuk memulai hari itu.
Entah darimana, tapi aku harus siap dan berani.
Hidup tidak segampang yang direncanakan oleh kita, karena Tuhan sudah mengatur itu semua.

Ketika aku hendak berjalan dan menemukan jalan yang sangat terjal, aku sempat putus asa.
Tak ada harapan, tak ada dukungan. Hanya aku sendiri.
Kemana mereka yang selalu ada?
Kemana Tuhan?
Apakah aku harus menyalahkan Tuhan?
Tidak, justru karena Tuhan aku terselamatkan.
Aku mendapat jalan yang lebih baik, karena Tuhan telah memberikan jalan terbaik setelah itu.
Aku bisa bangkit kembali, aku bisa mengatur cerita yang akan kulewati.
Aku sudah bisa mempersiapkan itu semua.

Cobaan, rintangan, keputus asaan selalu datang selama kita masih hidup.
Setiap hari selalu ada masalah baru yang datang.
Sepintarnya kita yang mengatur itu semua.

Hari berlalu.
Aku selalu menjadi aku.
Tak ada hentinya untuk tidak puas dengan segala sesuatu.
Manusia memang selalu seperti itu.

Kebahagiaan tak bisa dibeli dengan uang, kebanyakan orang berkata demikian.
Apa sih kebahagiaan itu dalam artian yang sebenarnya?
Kalau menurutku, kebahagiaan itu ialah bisa melakukan segala sesuatu tanpa harus dipaksakan.
Kenapa?
Karena paksaan kita tak bisa melakukan sesuatu dengan ikhlas.
Paksaan membuat kita melakukan hal yang disukai si pemaksa tanpa dia tau kalau kita terpaksa.