Pages

Sabtu, 31 Agustus 2013

Tizzy

Ingat ga dulu waktu masih jaman SMA terus pas pulang sekolah masih sering jalan bareng teman ke tempat nongkrong favorit?
Ingat ga dulu waktu masih jaman SMA terus sering belain teman cuma gara-gara teman se-geng berantem sama geng lain?
Ingat ga kalo kita pernah kenal sama dunia chatting?
Ingat ga kalo kita pernah bolos dan hampir ketangkap sama Pol PP? Dan ternyata itu cuma mobil polisi kehutanan.
Ingat ga kalo kita pernah berantem terus ngeluarin salah satu personil dari geng?
Ingat ga kalo kita pernah nyelesain satu masalah bareng-bareng?
Ingat ga waktu study tour dan kita kompak banget?
Ingat ga kalo kita pernah ganti baju sama-sama?

Dan sekarang kita udah ga sama-sama lagi buat ngerasain hal itu. Kita udah punya sahabat baru di tempat perantauan masing-masing, kita udah nemuin hal baru yang sebelumnya kita belum alami itu bareng-bareng.

Hanya satu.
Kita akan selalu bersama kan?



Kalo ada yang mau nambah tinggalin komentarnya ajah yah? Siapa tau ada yang lupa gue tulis :')

Minggu, 11 Agustus 2013

The First Time

Seberapa lama masalah yang sekarang sudah terungkap bukanlah suatu komitmen yang pernah kita diskusikan bersama. Masalah itu sekarang muncul. Waktu yang membuat sehingga sekarang kita menghadapi masalah seperti ini. Perdebatan yang kita lalui beberapa hari yang lalu adalah masalah terberat dalam hubungan kita. Apakah kita harus menyalahkan takdir?

Bukti itu lebih membuktikan dimana letak awal mula perdebatan kita.
Senyum yang biasa terpancar dari wajahmu kini berubah. Raut wajah yang selalu ceria ketika kita hendak bertemu menjadi kusam bak baju yang belum disetrika. Tingkah kamu yang semakin cuek dan lebih menghindar. Apakah kamu berubah? Ataukah aku yang terlalu sensitif melihatnya?

Kini aku lebih tahu bagaimana kamu hendak mengeluarkan suara keras. Suara yang paling jarang aku dengar. Bahkan aku tidak percaya kalau itu kamu.
Apakah kamu belum terlalu mengerti bagaimana aku yang sebenarnya?
Kita hanya perlu sama-sama mengerti satu sama lain. Bagaimana denganmu? Apakah kamu setuju? Bagaimana denganku? Apakah aku akan terus menjadi seorang yang selalu menyimpan sebuah masalah?

Kalimat yang kemarin kau lontarkan kini menambah satu poin dalam pikiranku. Ku harap itu bukanlah satu pertanda dimana kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini.

Ku rasa kita tidak perlu berlama-lama terus terperangkap dalam sisi gelap seperti ini. Kita harus menemukan titik terang dari masalah ini. Kita bisa. Aku percaya. Bagaimana dengan kamu? Ku harap sama.