Pages

Senin, 29 Juli 2013

Bulan


Malam ini, bulan muncul begitu terang, begitu indah dan menawan untuk dipandang. Cahaya yang dia pancarkan memberikan dampak tersendiri bagi penikmatnya. Dia tidak membagi bagian bumi mana yang harus diberikan pancaran cahayanya, melainkan dia begitu adil sehingga kita menatap bulan pada waktu yang bersamaan dengan tempat berbeda.
Dengan ditemani jaket kesayangan berwarna pink, saya berinisiatif untuk mengurai kalimat per kalimat yang ingin saya tulis.

Bulan. Banyak yang bilang bulan itu indah ketika dia memberikan cahayanya penuh. Cahaya yang di sekitar bulan tersebut. Bulan yang dikelilingi awan ketika dilihat dengan mata telanjang oleh kita dari atas tanah.
Entah kenapa aku terpikir untuk menulis tentang bulan malam ini. Seperti biasa, mencari aktifitas untuk memancing kantuk. Dan bulanlah objek saya malam ini.
Bulan itu terdiri dari beberapa jenis, ada bulan purnama, ada bulan sabit, bulan setengah-setengah dan bulan ramadhan. Pas banget semalam bulan purnama muncul yang bersamaan dengan bulan ramadhan juga. Tentu bukan suatu kebetulan.
Terdengar dari mulut ke mulut bahwa, ketika bulan purnama tiba, para hantu akan keluar bergentayangan untuk menampakkan diri kepada manusia. Anda pernah dengan mitos semacam itu? Di kalangan orang tua zaman dulu pasti banyak di dengar. Coba anda tanya kepada nenek atau eyang kalian. Kecuali anda percaya semua bakal terjadi.
Bulan yang begitu indah pada bulan ramadhan ini semoga memberikan banyak perubahan bagi kami umat muslim di dunia. Lho, kenapa saya jadinya pimpin doa?
Oke, intinya menikmati bulan cantik pada malam hari sungguh luar biasa rasanya. Jangan-jangan kita ga bakal pernah lihat lagi kan bulan untuk keesokan harinya. Jangan pernah menyimpan fakta bahwa bulan itu keren.

(Late Post. 24 Juli 2013)

Rabu, 17 Juli 2013

Kucing Rumahan

Selamat malam. Sudah lama rasanya tidak bersua dengan blog ini. Ya sudahlah, sekarang kita bukan membahas soal itu.

Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue bersama kucing adopsi di rumah. Bukan sengaja di adopsi melainkan si kucing yang mau mengadopsikan dirinya sendiri.
Perkenalkan, kucing itu hewan. Dia ga punya dan gue juga malas kasih dia nama. Kucing yang berjenis kelamin betina itu sudah mempunyai dua anak kucing kecil yang lucu masing-masing berwarna hitam bercampur putih. Sama kayak emaknya juga.
Si kucing udah nginap di rumah sekitar tahun lalu. Dia melahirkan kedua anaknya sekitar bulan lalu. Sepulang dari perantauan ternyata si emak kucing sudah melahirkan terlebih dahulu. Emang kalo hewan sukanya brojol mulu. Emang ga ada gitu peraturan undang-undang kucing yang mengatakan bahwa "cukup melahirkan 2 anak saja dulu". Entahlah.

Si emak kucing sifatnya terlalu egois, sombong, ga mau dibelai, jahat, suka minta makan mulu. Gue yang awalnya mau berteman baik dengan emaknya eh kok malah takut setiap mau ngedeketin. Apalagi anaknya. Masih kecil juga udah sok sangar. Ah, gilak.

Si dua anak kucing itu gue ga tahu jenis kelaminnya apa. Yang jelas itu kucing. Kucing udah tinggal di rumah berbulan-bulan, ga bayar kontrakan, makan gratis, buang air besar gratis, tiduran gratis semuanya gratis. Dan imbalan yang mereka kasih ke gue cuman apa? Muka sangar yang memperlihatkan gigi taring mereka seperti melihat musuh yang datang. Sedih banget kan kalo ceritanya miris kayak gini? Padahal niat gue buat berteman sama mereka baik lho. Hiks